Bohong atau dusta adalah perbuatan nista. Tapi, mengapa orang masih
banyak melakukannya? Di mana-mana, kita menyaksikan orang berdusta: di
pasar, kantor, kampus, bahkan di tempat ibadah pun ada yang berani
berdusta untuk menutupi perbuatan tercela. Kebohongan seakan menjadi
perisai pembelaan diri. Terkadang, seorang tokoh panutan, juga tak
luput melakukan kebohongan.
Di perusahaan, pemerintahan, dewan, dan di pengadilan, masih ada yang
bangga dengan kebohongan. Padahal, tali kebohongan itu pendek. Dalam
sebuah kata bijak, “semua tali itu panjang, kecuali tali kebohongan.”
Jika kita sudah menyadarinya, mengapa kita masih suka berdusta? Allah
telah mengancam pendusta atau pembohong itu dengan kutukan.
“La’natullah ‘alal Kadzibin” (Laknat Allah atas para pendusta).
Orang yang suka berdusta itu sesungguhnya mendapatkan dua kali
kerugian. Pertama, jika kebohongannya tidak diketahui, dia akan
mendapatkan dosa dari perbuatan tercela ini.
Kedua, jika bohongnya diketahui orang lain, mereka akan kehilangan
kepercayaan. Bahkan, kepadanya akan disematkan predikat pendusta atau
pembohong. Akibatnya, hubungan dirinya dengan sesama manusia (hablum
minannas) akan terhambat. Orang akan menjauhi dan tidak bersimpati
lagi padanya.
Ketika didatangi seseorang yang mohon nasihat kepada Rasulullah SAW,
beliau hanya berkata singkat: “Jangan berdusta”. Kalimat singkat,
namun bersahaja, dan memiliki implikasi manfaat yang sangat besar.
Orang yang berkata-kata jujur (benar) dan tidak suka berbohong, secara
psikologis tidak punya beban berat dalam hidupnya. Karenanya,
hatinya senantiasa merasa tenteram dan damai.
Sebaliknya, orang yang biasa berdusta, hidupnya menjadi tidak tenang
dan dunia terasa sempit. Ia akan senantiasa merasa dihantui oleh
perasaannya sendiri, lantaran khawatir kebohongannya diketahui orang
lain.
Dalam Alquran, terdapat 30 ayat yang menyangkut kebohongan ini.
“Sesungguhnya orang yang berbohong itu, mereka yang tidak beriman
dengan ayat-ayat Allah.” (QS 16:105). “Pendusta tidak beruntung.” (QS
16: 116). “Yang menyiarkan berita bohong akan mendapat azab yang
besar.” (QS 24:11). “Menyembah selain Allah adalah jalan dusta.” (QS
37:86). Wallahua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mangga yang punya kritik atau saran tentang blog ini boleh di sampaikan...